Studi Pemijahan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Dengan Menggunakan Metode Kejut Suhu (Thermal Shock)
Abstrak
Kerang mutiara merupakan komoditas perikanan laut yang memiliki nilai pasar yang baik dan relative stabil. Untuk waktu yang akan datang pengembangan budidaya laut di Indonesia akan menjadi prioritas utama dan sumber pertumbuhan bagi sektor perikanan yang dimana dapat dilihat dari ketersediaan sumberdaya alam yang cukup luas. Kegagalan dalam proses penyediaan benih kerang mutiara menyebabkan permintaan benih kerang mutiara berupa juvenil terjadi peningkatan. Upaya peningkatan produksi kerang mutiara dapat dilakukan dengan pengembangan usaha budidaya. Teknik pemijahan induk dalam teknologi pembenihan merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu, usaha pembenihan larva yang dihasilkan melalui teknik pemijahan buatan menggunakan metode kejut suhu merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yang bertempat di Laboratorium PT. Timor Otsuki Mutiara Kupang. Metode yang digunakan adalah metode deskrptif. Prosedur penelitian meliputi seleksi induk, persiapan wadah, proses pemijahan, proses penetasan telur, pemeliharaan dan penebaran larva serta pemberian pakan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kerang mutiara (Pinctada maxima) dapat dipijahkan dengan menggunakan metode kejut suhu (thermal shock) dengan persentase pemijahan 100% memijah. Tingkat kelangsungan hidup larva kerang mutiara (Pinctada maxima) untuk perkembangan dan pertumbuhan larva menggunakan metode kejut suhu menghasilkan 22.005.000.000 butir larva.
Kata kunci : Pemijahan, Kejut suhu, Kerang Mutiara
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Alagarswami, K., Dharmaraj, S., Velayudhan, T.S and Chellam, A., 1987. Hatchery Tecnology for Pearl Oyster Production. Pearl Culture CMFRI cochin, India Bull. 39(9): 62-71.
Aprisanto, D. L., Wildan dan Sarifin. 2008. Teknik pembenihan dan pendederan spat tiram mutiara (Pinctada maxima) sebagai pendukung penimgkatan produksi mutiara. Laporan penelitian dan kegiatan pembenihan kerang mutiara Balai Budidaya Laut Lombok. 14 hal.
Atmomarsono, M dan A. Sudrajat. 1992. Pertumbuhan Japing-Japing, Pinctada margaratifera Pada Kedalaman Air Yang Berbeda Di Pasarwajo, Kab. Ruton, Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Budidaya Pantai, 3(7): 122-131.
Blasco, A., Moreno, I., Roca, E., & DelValls, T. A. 2013. Use Of Bivalves As Bioindicators Of Environmental Pollution In Three Port Areas Of The Western Mediterranean (Spain). Environmental Monitoring and Assessment, 185(1), 675-693.
Cahn, A.R. 1949. Pearl Culture in japan. Fish and Wildife Service. United States Departement Of Interior. New York. 88 hal.
Chen, Y., Li, L., Li, H., Liu, X., Li, S., & Chen, D. 2019. Effect Of Temperature On Survival And Growth Of Pinctada imbricata Larvae At Early Developmental Stage. Aquaculture Research, 50(10): 3095-3103.
Darius T., Bergé M., Soyez C.,, Chin-Long Ky, Lefebvre, P. 2008 Phytoplankton And Bacteria-Feeding By The Pearl Oyster Pinctada margaritifera During Non-Farming Periods: A Dual Stable Isotope Study. Aquaculture, 275(1): 160-166.
Doroudi, M. S., & Southgate, P. C. 2003. Embryonic and larval development of Pinctada margaritifera (Linnaeus, 1758). Molluscan Research, 23(2), 101-107.
Effendi, I., dan V. Nikijuluw, 2003. Pedoman Investasi Komoditas Mutiara di Indonesia. Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran. Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta. 23 hal.
Fallu, R., 1991. Abalone Farming. Fishing News Books. England. 195p.
Fathurrahman, F., & Aunurohim, A. 2014. Kajian Komposisi Fitoplankton dan Hubungannya dengan Lokasi Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Sekotong, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Sains dan Seni ITS, 3(2): 93-98.
Gervis MH, Sims NA. 1992 The biology and culture of pearl oyster (Bivalvia: Pteriidae). ICLARM Stud Rev 21.
Gosling, E., 2003. Bivalve Molluscs. Biology, Ecology, and Culture. Fishing New Book. Great Britain.
Hamzah, MS, dan Sumadhiharga, K 2002. Studi Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Anakan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Pada Kedalam Yang Berbeda Di Perairan Teluk Kombal-Lombok Barat. Dalam Kongres Nasional III, 21-24 mei 2002, Bali.
Hamzah, M. S. 2007. Variasi Musiman Beberapa Parameter Oseanografi, Kaitannya dengan Kisaran Batas Ambang Toleransi Kehidupan Tiram mutiara (Pinctada maxima) Dari Beberapa Lokasi Di Kawasan Tengah Indonesia. In Prosiding Semnas, Pusat Riset Perikanan Budidaya bekerja sama dengan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip. Semarang.
Hamzah, M.S., Sangkala, dan L.Ali. 2009. Pengaruh penurunan suhu air secara gradual terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan anakan kerang mutiara (Pinctada maxima). Jurnal oseanologi. Hal 45-51.
Honkoop, P.J., and J. J. Beukema. 1997. Loss Of Body Mass In Winter In Three Intertidal Bivalve Species: An Experimental And Obsevational Study Of The Interacting Effects Between Water Temperatures, Feeding Time And Feeding Behaviours. J. Exp. Mar. Biol. Ecol., 21(2): 277-297.
Kishore, R., Moya, A., Rumengan, S. S., & Smith, D. J. 2021. Metabolic Rate And Energy Budget of Pinctada margaritifera In Response To Thermal Stress. Aquaculture International, 29(2): 1057-1066.
Marrouchi, I., Gharbi, R., El Abed, A., Ben Hassine, O. K., & Bakhrouf, A. 2014. Effect Of Salinity On Growth And Survival Of Larval Pinctada imbricata (Röding, 1798). Aquaculture International, 22(5): 1649-1659.
Monma, A. 1993. Population Genetics Of The Silver-Lipped Pearl Oyster Pinctada maxima (Jameson) from Western Australia. Aquaculture Research. 24(2): 301-308.
Mulyanto., 1987. “Teknik Budidaya Laut Tiram Mutiara di Indonesia”. DirektoratJenderal Perikanan – International Development Research Centre, Jakarta.
Ndimele, M. T. Z., Degnan, M. T. Z. dan M. J. Keough. 2004. Species Identification Of Commercial Pearl Oysters (Pinctada spp.) Using Shell Morphology And Mitochondrial DNA Analysis. Aquaculture Research, 35(4): 751-761.
Nugroho. 1993. Pertumbuhan kerang mutiara di berbagai kedalaman. Skripsi Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurmianto, M. 2006. Perkembangan Embrio dan Larva Ikan Budidaya. Skripsi. Institut Teknologi Bogor. Bogor (Tidak dipublikasikan).
Poernomo, S.H. 2008. Mengangkat Mutiara Yang Terbenam. Majalah Samudra. Edisi 10 (diakses 17 Juli 2013).
Rodrigues, P.S.L. 2001. Feeding And Digestion In Bivalves. Aquaculture Research, 32(1): 65-78.
Susilowati, R., & Sumantadinata, K. 2011. Keragaman Genetik Tiram Mutiara Sebagai Informasi Dasar Untuk Pemuliaan Tiram Mutiara. Prosiding Refleksi Pengembangan Budidaya Kekerangan di Indonesia. 53-67.
Stoecker, J.A., D.K Padiila., D.W. Schneider, and C.R. Rehmann, 2004. Laboratory Culture of Dreissena Polymorpha Larvae: Spawning Success, Adult Fecundity and Larval Mortality Patterns. The NRC Research Press. Canada. 1436-1443p.
Sutaman, 1992. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutaman, 1993. Tiram Mutiara Teknik Budidaya Dan Proses Pembuatan Mutiara. Kanisus. Yogyakarta. 93 halaman.
Sudjiharno. 1997. Rekayasa Teknologi Pembenihan Tiram Mutiara (Pinctada maxima). Direktorat Jenderal Perikanan. Yogyakarta.
Sunaryo, A., Lovatelli, A., & Rombenso, A. N. 2015. Effects Of Stocking Density And Temperature On Growth And Survival Of Juvenile Pearl Oyster Pinctada maxima. Aquaculture Research, 46(7): 1703-1713.
Southgade PC and Lucas JS. 2008. The Pearl oyster. Elsevier, Amsterdam. 542p.
Tomatala, P. (2011). Pengaruh Suhu Terhadap Pemijahan Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson). Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 7(1): 36-38.
Winanto, 2004. “Memproduksi Benih Tiram mutiara”. Depok.: Penebar Swadaya.
Wada, K. T., Jerry, D. R., Southgate, P. C., & Lucas, J. S. 2008. Population Genetics And Stock Improvement. The pearl oyster Journal, 37(1): 171-179.
Wang, R., Li, C., Stoeckel, J., Moyer, G., Liu, Z., & Peatman, E. 2012. Rapid Development Of Molecular Resources For A Freshwater Mussel, Villosa lienosa (Bivalvia: Unionidae), Using An RNA-seq-based Approach. Freshwater Science, 31(3): 695-708.
Winanto T, Soedharma D, Affandi R dan Sanusi HS. 2009. Pengaruh suhu dan salinitas terhadap respon fisiologis larva tiram mutiara Pinctada maxima (Jameson). Jurnal Biologi Indonesia, 6(1): 51-69.
DOI: http://dx.doi.org/10.35726/jvip.v4i1.6952
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Editorial Office:
Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Jalan Prof. Herman Yohanes Lasiana Kupang PO Box 1152 Kupang 85011
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.






